![]() |
Neneku adalah pahlawan masa kecilku |
Setiap orang pasti mempunyai nenek dan kakek begitu pun aku sama mempunyai, mungkin aku termasuk orang yang beruntung karena nenek dan kakek masih tetap bertahan diusia kurang lebih 89 tahun dengan fisik yang normal, masih kuat dalam berjalan meskipun sedikit aktifitas nya dibatasi. Aku bersyukur tuhan dapat mendengarkan doa yang terpanjat dari hamba nya.
Nenek dan kakek dari orang tua bapak sudah tiada, kakek pergi pada tahun 2004 diusia 87 dan nenek pergi di usia 86 pada tahun 2021 yang lalu. Mereka semua baik ketika dimasa aku kecil dulu mereka selalu adil dalam menyayangi cucu-cucunya termasuk memberikan kasih sayangnya terhadapku yang dimana dulu bentuk fisikku berbeda dengan cucu yang lainnya, semenjak kakek dan nenek dari orang tua bapak pergi keadaan di lingkup keluarga menjadi berubah tidak setentram di masa lalu, semuanya drastis berubah. Ya aku merindukan kehidupan seperti dulu dimana ada perselisihan kakek dan nenek lah yang selalu berada ditengah sehingga keadaan menjadi normal kembali.
Dimasa waktu itu aku sangat merasa bahagia karena kehadiran mereka, namun kini hanya tersisa satu nenek dan satu kakek dari orang tua ibu yang sampai saat ini masih setia bertahan dan tetap selalu menyangi cucu-cucunya. Aku merasa beruntung tuhan masih memberikan kesehatan kepada mereka.
Nenek adalah pahlawanku yang dimana dimasa kecil dulu nenek selalu membela dan melindungi aku dikala orang tua lagi bertengkar, waktu itu aku cuma bisa menangis dan takut tapi nenek mampu meredakan tangisanku dimasa kecil dulu.
Nenek tidak pernah pandang sebelah mata dalam mengasihani dan menyayangi cucunya, dulu fisik tubuhku jelek, warna kulitku berbeda dengan cucu yang lainnya yang dimana rata-rata warna kulit mereka putih sedangkan warna kulitku hitam dan rambut urak-urakan tidak karuan tapi diwaktu itu sama sekali nenek tidak membeda bedakannya nenek selalu bersikap adil nenek adalah dewa dimasa kecil dan sampai saat ini beliau selalu mendoakan yang terbaik dan selalu mengingatkan aku dengan hal-hal yang fositif.
Saat ini aku sangat merindukan masa lalu dimana waktu kecil selalu riang dan merasa tidak ada beban, namun temanku berkata, "mustahil kalo waktu berputar mundur dia mengingatkanku jika kamu merindukan masa lalu itu boleh saja karena setiap orang mempunyai kenangan masa lalu yang sama tapi beda cerita, kemudian temanku berkata jika kita rindu terhadap seseorang yang pernah perduli terhadap kita lebih baik mendoakan yang terbaik buatnya begitulah ujar seorang teman"
Aku merasa tuhan tidak adil dalam hal duniawi, mengingat masa kecil dulu yang suram dan sulit mendapakan kebahagiaan. "ya betul dari kecil hingga sedewasa ini aku memang sulit mendapakan kebahagiaan dan sedewasa ini nasib pun tidak pernah berpihak sehingga dari keluarga ibu ketika berkumpul dalam obrolan mereka selalu membeda-bedakan tentang kehidupan yang dimana aku lemah dari pendidikan sekolah sehingga aku cuma bisa mempekerjakan hal yang aku bisa dengan upah harian yang tidak seberapa. Tapi aku tetap brsyukur, meski orang berkata professi kerjaanku hanya sebagai kuli.
Sedewasa ini nenek selalu menjadi dewa pahlawanku nenek selalu menguatkan sehingga aku mengerti artinya sebuah kesabaran.
Nenek selalu merasa cemas tentang keadaanku ketika aku jauh darinya, nenek selalu menitikan air matanya ketika mendapat kabar aku yang tinggal tidak menentu, sedewasa ini nenek masih menyimpan rasa perhatian dan besar pedulinya terhadapku yang selalu berjuang untuk merubah ekonomi.
Terkadang aku merasa tidak kuat ketika harus berhadapan dengan nenek, aku seorang cucu yang hidup selalu susah dari masa kecil hingga sedewasa ini aku masih belum bisa memberikan bahgia terhadap nenek, aku ingat keadilan nenek, aku ingat pedulinya nenek, maaf nek sedewasa ini aku masih belum bisa memberikanmu rasa bahagia. Meskipun dimata keluarga mengatakan aku ini cucu yang gagal dan tidak pernah berhasil dalam hal duniawi, tapi nenek selalu menegarkan hati yang rapuh ini oleh sebuah perkataan yang menusuk jantung, aku berteriak sakit, sakit, sakit tapi nenek tetap peduli dan menguatkan sehingga jiwa ini kembali tegar.
Aku kangen, aku rindu. Maaf nek kalo cucumu ini belum bisa membahagiakan, aku tidak mau nenek menitikan air mata jika nenek mengetahui aku sekarang hidup di jalanan seorang diri. Nenek adalah pahlawanku nenek adalah dewa yang selalu menguatkan ketika aku rapuh.