Notification texts go here Contact Us WhatsApp

Aku Merasa Lelah dengan Sipat Dunia ini

WeBe
Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
image_title_here
WeBe Blog

Terkadang aku merasa menjadi begitu lelah, terutama dalam menata hati ini. Ada banyak bagian hal yang begitu susah yang tidak dapat aku mengerti, entah bagaimana tuhan menjadikannya hingga sebegitu rumit untuk aku pahami.

Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tidak menggebu, atau perasaan sedih yang harus aku urai agar tidak menyepi dalam lubang hitam pekat tidak bermasa. Banyak hal yang masih tidak dapat aku mengerti tentang rasa, emosi, dan jiwa ini. Menempuh waktu lama-nya dua puluh tahun belum cukup bagiku untuk memetakan sipat-sipat dasar manusia.

Lelah, aku begitu lelah. Ingin rasanya berbaring sejenak untuk melepas penat, namun rasanya sangat begitu sulit sekali. Berbaring hibernasi puluhan abad pun rasa-nya tetap tidak akan mampu mengangkat rasa letih ini. Rasa yang begitu membuatku menghelai napas panjang. Aku capek tuhan, ya aku capek dengan sipat dunia yang tidak pernah menentu.!

Tuhan, aku sangat merasa lelah sekali berdiri di dunia ini. Aku rasa engkau bisa mengerti, namun mengapa engkau terus menunda untuk mencabut akar jiwa ini.? Tugas apalagi yang belum aku tuntaskan di dunia ini.? Aku bukan nabi-mu, aku juga bukan rasul-mu, dan aku bukan pula iblis-mu yang engkau tugaskan untuk menggoda manusia ke hal yang sesat.

Tidak ada tugasku untuk menggiring manusia kepada kehendak-mu, dan engkau juga tidak pula menjadikan aku iblis agar menyesatkan manusia. Jika memang demikian, mengapa terlalu lama engkau memberikan aku rasa bahagia di dunia ini.?

Apa statusku.? Tuhan, sungguh aku merasa lelah sekali.

Engkau pasti tahu, terkadang sikapku ini seperti malaikat. Namun tidak jarang aku menunjukan wajah iblis dan setan-setan yang engkau kutuk itu.

Aku memberikan efek dualisme kepada manusia agar mereka dapat mengerti, apapun wajahku adalah tetap aku. Agar mereka mengerti bahwa pemilik segala kegelapan dan cahaya terang benderang adalah milik engkau yang sesungguhnya. Agar mereka mengerti, butuh cahaya untuk berjalan dalam jalan gelap menuju-mu.

Tuhan, aku merasa engkau terlalu banyak diam terutama terhadapku. Marahkah engkau terhadapku? Tidak inginkah engkau menjadikan aku seperti dahulu, kita saling tertawa saling curhat, ketika malam dalam tahajudku.

Aku curhat tentang masalahku dan engkau tentang tugas-mu. Engkau selalu membimbingku selaku layaknya seorang guru, hingga hidup pun terdiam tidak memiliki ruang untuk cemburu. Aku menyebut nama-mu seribu kali dan engkau pun bernyanyi dengan namaku sejuta kali. Sungguh itu sangatlah indah sekali.

Aku tidak mengerti, sejak kapan engkau mulai diam terhadapku. Tuhan, sumpah aku teramat amat sangat lelah sekali dengan sipat dunia ini.

Berbicaralah, jangan terus berdiam. Berikan aku petunjuk atau hatiku ini telah terlalu hitam hingga suara-mu yang keras mengguntur sama sekali tidak dapat kudengarkan?! Atau sudah terlalu tulikah aku ini.?

Tidak engkau gubris air mataku yang terus mengucur dimalam-malamku.? Namun terhadap manusia aku memaksa agar tetap bisa tertawa, tersenyum seolah jiwa ini tidak ada yang terluka. Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan meronta amat begitu letih menunggu kematian.

Tuhan, apakah engkau tahu apa yang paling sangat aku takutkan tentangmu.? Aku takut jika aku bertemu dengan-mu tanpa memiliki perasaan cinta terhadapmu. Aku takut jika aku bertemu dengan-mu kelak yang ada hanyalah perasaan takut.

Sungguh aku harap janganlah seperti itu. Berikanlah aku rasa cinta kepada-mu lebih luas dari dunia dan segala isinya. Agar tidak letih aku menunggu kapan engkau mencabut akar jiwa ini.

Jika engkau berkehendak dan murka terhadapku, tidak banyak pintaku kepadamu, permudahkanlah aku dalam menghadapi sakaratul mautmu.

Tuhan, aku menunggu kematian ini dalam rasa lelah menjalani sipat dunia yang tidak aku mengerti. Tuhan, jangan terlalu lama. Sungguh aku teramat lelah.

Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.