![]() |
WeBe - Motivasi Islam |
Islam adalah agama yang kaaffah. Islam mengatur segala sesuatunya dalam kehidupan dan tidak ada yang terlewatkan.
Salah satu hal yang diatur dalam islam adalah sikap agar tidak meremehkan orang lain. Bahkan sekalipun terhadap orang yang dibawah kita baik dari segi umur, status sosial, ekonomi, jabatan dan lainnya.
Tetapi terkadang hal ini masih banyak orang yang meremehkan orang lain dan sikap meremehkan ini bisa dilihat seperti dari ucapan, tingkah laku, gerak tubuh dan lainnya.
Rasulallah pernah suatu ketika tidak memperdulikan atau bermuka kurang menyenangkan dihadapan abdullah bin ummi maktum ketika kedatangan para pembesar Quraysi hal ini disebutkan dalam tafsir ibnu katsir yang pada suatu hari Rasulallah berbicara dengan beberapa pembesar Quraisy yang sangat beliau harapkan keislamannya.
Saat itu datanglah ummu maktum yang telah masuk islam terlebih dahulu, dia bertanya kepada Rasulallah tetapi beliau hanya menoleh karena tidak ingin waktunya tersita demi mengajak para pembesar Quraisy. Sehingga beliau bermuka masam dan berpaling dari ummu maktum. Maka turunlah ayat
عبس و تولى ان جاءه الأعمي وما يدريك لعله يزكي
Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kamu barangkali dia ingin membersihkan dirinya dari dosa.
Yakni berkenaan dengan penyucian dirinya, atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya, atau mengenai nasihat atau nasihat mencegah diri dari yang diharamkan.
"Adapun orang yang dirinya merasa serba cukup kamu melayaninya” yaitu para pembesar Quraysi yang sedang dihadapi Rasulallah yang diharapkannya dapat masuk islam. Mereka kamu layani dan berpaling dari ummu maktum.
Abu ya’la meriwayatkan dari Anas ra. Tentang surat 'abasa’ ibnu ummu maktum menghadap Rasulallah sedangkan beliau sedang berbicara dengan Ubay bin Khalaf, Rasulallah berpaling dari ibnu ummu maktum maka turunlah surat ‘abasa’ setelah itu Rasulallah memuliakan ibnu ummu maktum. (hr. Abu ya’la)
Maka dari kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar kita tidak meremehkan orang lain.
Karena ketika kita suka meremehkan orang lain pada dasarnya kita juga meremehkan diri sendiri, ketika kita merendahkan orang lain pada hakikatnya kita juga meremehkan diri sendiri.
Jangan Pernah Meremehkan Kebaikan walau sedikitpun, mungkin kebaikan tersebut merupakan sebab terbesar seseorang masuk ke dalam surga dan kekal di dalamnya.
عنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِىَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».
Artinya: “Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulallah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Jangan kamu sekali-kali meremehkan dari kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” HR. Muslim.
Dan jangan pernah meremehkan dosa walau sedikitpun, mungkin dosa tersebut merupakan sebab terbesar seseorang masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعْرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنَ الْمُوبِقَاتِ.
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya kalian mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dia adalah lebih tipis dibandingkan rambut dalam penglihatan kalian, sungguh kami dahulu di zaman Rasulallah shallallahu‘alaihi wasallam, menganggapnya termasuk dari dosa-dosa (besar) yang membinasakan.” HR. Ahmad dan Bukhari.
Mari kita perbaiki diri kita dan jangan sampai amalan-amalan kita hangus karena kita sering meremehkan orang lain dan merendahkan orang lain.
Mari kita gunakan amanah nikmat kesehatan ini untuk memperbanyak pundi-pundi amal kita. Wallohu a’lam bi alshawab
Source:
Ust. Muslihudin S.Kom.I